Skandal yang terekam dalam Panama Papers mengingatkan saya pada dua novel karangan John Grisham. Pertama, berjudul "The Associate". Kedua, berjudul "The Firm".
Pada novel "The Associate", Kyle McAvoy, sang tokoh utama, dikisahkan harus mencuri informasi dalam suatu pertikaian hukum antara dua raksasa perusahaan teknologi. Kyle pun terjebak di antara kekuatan jahat yang mendesaknya, FBI, dan biro hukumnya sendiri dalam konspirasi licik dan kejam yang dapat mengancam nyawanya.
Mungkin, sekali lagi mungkin, firma hukum Mossack Fonseca sedang mengalami pertikaian dalam level yang tinggi. Kemudian, lawan dalam pertikaian itu menghendaki beberapa dokumen milik Mossack Fonseca dengan cara memasukkan orang di dalamnya, mengendus-endus, lalu mencuri. Setelah berhasil mendapatkannya, lawan firma hukum itu bisa saja sengaja membocorkannya. Mungkin!
Lalu, pada novel "The Firm", sang tokoh utama, Mitch McDeere, mengetahui setahu-tahunya bahwa firma hukum tempat ia mendapatkan kemewahan hidup itu dijadikan sebagai tempat melegalkan aksi kejahatan. Firma hukum itu hadir untuk melindungi segenap aktivitas-aktivitas kejahatan yang dilakukan oleh pemilik, pemodal, dan klien-kliennya.
Mungkin saja, Mossack Fonseca memperankan apa yang dilakukan oleh firma hukum tempat McDeere bernaung. Peran yang dimaksud, misalnya, mencuci uang dari hasil kejahatan korupsi, narkoba, dan sebagainya. Dengan adanya firma hukum itu, para pelaku memang tak payah dan tak susah-susah berkilah dari jerat hukum.
Nah, untuk urusan kait-mengkaitkan antara novel "The Firm" dengan skandal dalam Panama Papers ini, saya diingatkan oleh rekan saya yang kini berprofesi sebagai Dosen, Gus Wachid. Terima kasih, Gus. Semoga dapat mencetak cendekiawan yang tidak bercita-cita menjadi pejabat negara. Aamiin.
Saya lanjutkan. Dua novel yang saya sebut di atas saya yakini bukan merupakan karya fiksi yang sembarangan. Pertama, mengingat kompetensi dari seorang John Grisham. Kedua, ada keyakinan kuat dari saya bahwa John Grisham pernah melihat, mendengar, atau mengalami sendiri tentang peristiwa dalam dunia nyata terkait kejahatan dengan model seperti itu, sehingga lahirlah dua novel tersebut.
Bisa dimaknai, melalui dua novelnya tersebut, John Grisham sesungguhnya telah membunyikan alarm soal kejahatan dengan model seperti itu. Kini, apa yang ada dalam karya fiksi itu seolah-olah menjadi nonfiksi. Kira-kira begitu!
Tidak ada komentar
Posting Komentar